Kamis, 18 April 2013

Bank Dunia Solusi Rakyat Miskin Menolak Tenaga Nuklir

 
 
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam kunjungannya ke Korea Selatan, 14-16 Oktober 2012, menyatakan bahwa lembaga yang dipimpinnya, tidak mendukung pembangkit tenaga nuklir dan lebih berfokus kepada energi berkelanjutan.
“Bank Dunia tidak menyediakan dukungan untuk tenaga nuklir. Fokus kami adalah kepada energi berkelanjutan. Energi selalu merupakan konsep yang sulit, karena kita selalu terus-menerus menyeimbangkan, antara kebutuhan energi dengan segera dan keprihatinan kita yang mendalam mengenai perubahan iklim,” kata Jim Yong Kim dalam transkrip konferensi persnya.

Jim Yong Kim mengemukakan, Bank Dunia bersama-sama dengan Majelis Umum PBB, meluncurkan inisiatif yang disebut dengan “Sustainable Energy for All” (Energi Berkelanjutan untuk Semua). Inisiatif tersebut, benar-benar menyiratkan hal yang menjadi keprihatinan banyak pihak, mengenai bagaimana masyarakat membutuhkan energi untuk pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan terkait dengan Korea Selatan, Presiden Bank Dunia menyatakan kekagumannya tentang kemajuan yang telah dicapai Korea Selatan. Antara lain dilihat dengan meningkatnya pendapatan per kapita dari sekitar 70 dolar AS pada 1950-an, menjadi lebih dari 20 ribu dolar AS saat ini. Selain itu, Korea Selatan saat ini juga telah dikenal sebagai salah satu pemimpin global dalam industri teknologi negara-negara maju. Korea Selatan pada 1963 menerima pinjaman pertamanya dari Asosiasi Pembangunan Internasional (IDA), lembaga cabang dari Grup Bank Dunia yang menyediakan pinjaman bagi negara-negara termiskin di dunia. Sedangkan kini, Korea Selatan merupakan donor terbesar ke-17 kepada IDA, dan termasuk dari 25 kontributor terbesar kepada Grup Bank Dunia secara keseluruhan.
“Saat ini, Korea dan Grup Bank Dunia memperluas kemitraan dalam banyak area pembelajaran bersama dan aksi pembangunan, termasuk jasa finansial, teknologi informasi dan komunikasi, pertumbuhan hijau,” katanya.

Sebelumnya, Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa Ban Ki-moon Kamis (11/10) melontarkan dukungannya, kepada konferensi yang bertujuan menciptakan Timur Tengah bebas senjata nuklir, dan mendesak semua negara di kawasan itu untuk menghadiri konferensi tersebut.
Finlandia siap menjadi tuan rumah pertemuan di Helsinki pada Desember, yang Ban sambut sebagai kesempatan “unik bagi semua negara di kawasan itu untuk secara kolektif meningkatkan keamanan mereka”. Pemimpin PBB juga menyambut komitmen dari Liga Arab, untuk mempertimbangkan konferensi “dengan cara yang serius dan konstruktif.” Baik Israel maupun Iran berencana untuk menghadiri pertemuan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar